Benanusa.com – Musik seringkali menjadi jendela menuju realitas, dan lagu “Tunggu Ayah Pulang” dari Sonaswara adalah salah satu contohnya. Lebih dari sekadar alunan melodi, lagu ini menyimpan narasi getir tentang perjuangan seorang ayah, yang terangkum dalam lirik-lirik yang sederhana namun menusuk hati. Mari kita telaah lebih dalam pesan yang terkandung di dalamnya.
Lagu ini membuka diri dengan gambaran suram: hilangnya pekerjaan, beban hidup yang semakin berat, dan motor tua yang menjadi satu-satunya tumpuan harapan di kerasnya jalanan. “Bulan-bulan kelam menghapus harapan,” begitu lirik awalnya, langsung menciptakan atmosfer keputusasaan yang mendalam.
Namun, di tengah kesulitan mencari nafkah sebagai pengemudi ojek daring (“Setiap pesanan kutunggu/Peluh mengganti waktu/Yang harusnya untukmu”), ada satu hal yang menjadi penyemangat: suara lirih sang anak yang bertanya, “Kapan Ayah pulang?” Kerinduan polos inilah yang menjadi kekuatan, menahan langkah sang ayah dari keinginan untuk menyerah.
Refrain “Tunggu Ayah pulang” bukan hanya sekadar janji, tetapi juga harapan dan kerinduan yang saling berjalin. Di tengah perjalanan yang tak selalu mulus (“Meski roda tak selalu berjalan”), tekad untuk kembali dan cinta yang tak pernah pudar menjadi kompasnya.
Lagu ini juga menyinggung tentang ujian hidup yang lebih berat, seperti kehilangan alat utama mencari nafkah (“Motor hilang, nafkah pun bisu”). Namun, kasih sayang keluarga, “pelukmu jadi restu,” mampu membangkitkan kembali semangat yang sempat layu.
“Tunggu Ayah Pulang” pada intinya adalah tentang komitmen. Bukan sekadar tentang kembali ke rumah secara fisik, tetapi tentang janji seorang ayah kepada keluarganya. Selama ada istri dan anak, sang ayah akan terus berjuang, menjadikan mereka sebagai tujuan utama dalam setiap langkahnya.
Di bagian akhir, liriknya semakin terasa personal dan jujur. Meski mungkin pulang dengan “hati yang remuk,” cinta seorang ayah kepada anaknya tetap utuh. Ini bukan hanya sekadar lagu, tetapi sebuah representasi dari ketangguhan hati dan pengorbanan yang seringkali luput dari perhatian.
Melalui “Tunggu Ayah Pulang,” Sonaswara tidak hanya menyajikan musik, tetapi juga sebuah kisah humanis yang menyentuh. Lagu ini mengingatkan kita akan kekuatan cinta keluarga dan keteguhan hati dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Sebuah karya yang patut didengarkan dan direnungkan.