Benanusa.com, Jakarta – Gelora Bung Karno, Kamis malam (5/6), membara. Bukan hanya karena puluhan ribu suporter yang tak henti merapal mantra “Indonesia!”, tapi juga karena asa yang menggantung di setiap sanubari penonton. Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Zona Asia melawan Timnas China adalah bukti, bahwa mimpi itu, kini semakin dekat.
Peluit panjang ditiupkan oleh wasit Rustam Lutfullin asal Uzbekistan, menandai berakhirnya laga yang mendebarkan. Papan skor elektronik di GBK menunjukkan angka 1-0. Kemenangan tipis yang berarti sangat besar. Gol tunggal penentu dicetak oleh sang penyerang yang kini menjadi pujaan, Ole Romeny, dari titik penalti.
Sejak menit pertama, Timnas Indonesia, yang diperkuat sejumlah pemain diaspora serta talenta lokal terbaik, tampil dengan determinasi tinggi. Racikan strategi pelatih [Nama Pelatih Timnas, jika bukan Patrick Kluivert] mampu meredam agresivitas China yang dikenal solid. Duel lini tengah berlangsung alot, di mana setiap jengkal lapangan diperebutkan dengan sengit.
Ole Romeny: Dari Titik Putih Menuju Hati Suporter
Momen krusial terjadi jelang turun minum. Sebuah insiden di kotak terlarang China membuat wasit Lutfullin harus meninjau VAR. Setelah jeda singkat yang menegangkan, keputusan pun bulat: penalti untuk Indonesia! Sontak, GBK meledak dalam sorak-sorai.
Ole Romeny, penyerang yang tampil impresif dan telah menjadi langganan gol Timnas, maju sebagai eksekutor. Tekanan tak tampak di wajahnya. Dengan tenang, ia melesakkan bola ke sisi kanan gawang China, mengecoh kiper Wang Dalei. Gol! Skor berubah 1-0, dan Gelora Bung Karno pecah dalam euforia tak terkendali.
Gol ini bukan hanya sekadar angka di papan skor. Ini adalah gol ketiga Romeny dari tiga pertandingan terakhirnya bersama Timnas Indonesia, sebuah statistik yang menunjukkan ketajaman dan kepercayaan dirinya. “Saya tak merasa tekanan, meski ibu saya menonton dan mungkin dia sesak napas saat itu,” ujar Romeny usai pertandingan, dikutip dari Tempo.co. “Tapi ayah saya selalu bilang nikmati saja momennya dan itulah yang saya lakukan.”
Emil Audero: Debut Impian Sang Pengawal Gawang
Malam itu juga menjadi debut manis bagi kiper berdarah Indonesia-Italia, Emil Audero. Di bawah mistar gawang, Audero tampil apik, melakukan beberapa penyelamatan krusial, terutama di babak kedua saat China gencar mencari gol penyeimbang. Salah satu penyelamatan penting terjadi di awal babak kedua, ketika ia menepis sepakan Yongjing Cao yang mengarah ke tiang dekat. Penampilannya yang solid memastikan gawang Garuda tetap perawan hingga akhir laga.
Kemenangan ini membawa Timnas Indonesia naik ke posisi ketiga klasemen Grup C dengan 12 poin. Sebuah posisi yang strategis dalam perebutan tiket menuju putaran keempat kualifikasi. Perjalanan masih panjang dan penuh liku, dengan laga tandang melawan Jepang yang sudah menanti pada 10 Juni mendatang.
Namun, semangat dan optimisme kini membuncah. Kemenangan atas China, dengan gol penalti Ole Romeny dan penampilan gemilang Emil Audero, adalah bukti bahwa Garuda semakin matang. Ribuan pasang mata di GBK semalam adalah saksi bisu, bahwa mimpi tampil di panggung Piala Dunia, kini tidak lagi sekadar khayalan, melainkan target yang siap diperjuangkan dengan segenap jiwa. Indonesia kini melampaui rekor Thailand dan Vietnam di putaran ketiga, sebuah catatan sejarah yang patut dibanggakan.