#Puisi
Aku ingat, kerlip cahayanya mensyahdukan malam nan hangat. Mereka beterbangan mengelilingi kesendirianku. Menerangiku, meski cahayanya tak cukup untuk pandangnya sendiri. Mereka terus dan terus terbang. Hingga saatnya aku pulang.
Aku kembali, ke dataran tinggi di mana aku sering menyendiri. Bukan lain yang kucari, peri-peri kecil berlari dan menari. Tapi ke mana kalian pergi? Ke mana kalian bersembunyi?
Apa kalian sedang lelap, ketika malam mulai senyap.
Ataukah kalian sudah lenyap, ketika ditelan sekumpulan asap.
Oh, buah hatiku..
Tetesan air mataku memang tak sederas hujan yang membasahi rumah baru kalian. Tapi setiap tetesnya adalah pemohonan. Meski tak lagi sama dengan permohonanku dulu. Yang berharap malam tak pernah lekang, cahaya kalian semakin benderang. Berharap kalian ubah gelap menjadi siang.
Oh, para tuan..
Tolong segera hentikan. Jangan kalian lenyapkan kunang-kunang kami, harapan masa depan kami. Setidaknya jangan pernah terulang lagi. Sebab mereka masih punya sejuta mimpi. Kumohon jangan lagi kalian labuhkan mimpi mereka di bawah pusara.
Jambi, 05 Mei 2016