Benanusa.com, Jawa Timur – TNI AU saat ini tengah berupaya mencari data recorder dari dua pesawat Super Tucano, TT-3111 dan TT-3103, yang terjatuh di Pasuruan, Jawa Timur, pada hari Kamis, 16 November. Warga di sekitar lokasi kejadian dilarang keras mengambil benda-benda dari puing-puing pesawat.
Marsekal Pertama Agung Sasongkojati, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, dalam konferensi pers di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, menyatakan, “Kami sedang mengambil data recorder pesawat, karena itu adalah kunci untuk mengetahui penyebab kecelakaan.”
Beliau menambahkan, “Data recorder ini berisi informasi penting seperti rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, posisi, dan kondisi mesin pesawat.”
Oleh karena itu, TNI AU meminta masyarakat untuk tidak menyentuh atau mengambil barang apa pun yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian. “Jika menemukan peralatan atau benda dari pesawat, mohon tidak dipindahkan, dibawa, atau disimpan karena ini sangat penting untuk investigasi,” ujar Marsekal Pertama Agung.
Tim khusus TNI AU ditugaskan untuk mengevakuasi data recorder, berbeda dengan tim yang mengevakuasi jenazah awak pesawat. “Jika menemukan barang lain, mohon difoto dan laporkan lokasinya, ini sangat membantu dalam rekonstruksi kejadian,” tambahnya.
Dua pesawat Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, yang berangkat pukul 10.51 WIB, dinyatakan hilang kontak pada pukul 11.18 WIB. Empat awak pesawat, Letkol Pnb Sandhra Gunawan, Mayor Pnb Yuda A Seta, Kolonel Pnb Subhan, dan Kolonel Adm Widiono, ditemukan meninggal setelah kecelakaan itu.