Sejumlah 29 Santriwati Korban Pencabulan Jalani Evaluasi Psikologis

Ilustrasi Santriwati (istimewa)

Benanusa.com, Nusa Tenggara Barat – Sebanyak 29 santriwati yang menjadi korban dugaan pencabulan oleh seorang pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjalani pemeriksaan psikologis.

Pemeriksaan ini bertujuan memperkuat alat bukti dalam kasus tersebut. Evaluasi psikologis dilakukan oleh tenaga ahli dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sumbawa bekerja sama dengan RSUD Sumbawa.

Santriwati korban dalam kasus tersebut didampingi oleh orangtua mereka. Fatriaturahmah, Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Sumbawa, menjelaskan bahwa korban mengalami trauma akibat kejadian tersebut.

Menurut Fatriaturahmah, tindakan kekerasan seksual dilakukan oleh pelaku pada saat proses bersalaman dan saat korban sedang sakit. Setiap kali bertemu, pelaku meminta korban untuk bersalaman sambil mencium tangannya.

Pada saat itulah, pelaku melakukan pelecehan terhadap korban. Pelaku mengatakan bahwa tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk mendapatkan berkah.

Selain itu, pelaku juga melakukan pencabulan terhadap santriwati saat mereka sedang sakit. Pelaku berpura-pura melakukan pijatan dan pengobatan dengan menggunakan ruqyah.

Kemudian, pelaku meminta korban untuk membuka bagian bawah pakaian dan melakukan pelecehan seksual terhadap korban.

Sementara itu, KHD (36), yang diduga sebagai pelaku, saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polres Sumbawa.

KHD ditangkap oleh polisi setelah pondok pesantren tersebut diserang oleh warga karena kasus dugaan pencabulan tersebut.

Hd, salah satu orangtua korban, berharap agar anaknya tidak mengalami trauma berkepanjangan akibat kejadian kekerasan seksual yang dialaminya. Hd berharap bahwa anaknya tetap dapat melanjutkan pendidikan dengan baik.

Sebelumnya, dalam video yang beredar di media sosial, warga melempari ponpes yang menjadi lokasi dugaan pencabulan 29 santriwati itu. Puluhan warga tampak merusak pondok tersebut dengan melemparkan batu bata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!