Peran Mahasiswa Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Oleh: Iqbal Adi Guna, Mahasiswa Fakultas Pertanian Prodi Kehutanan Universitas Jambi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, mahasiswa merupakan seseorang yang belajar di perguruan tinggi dan berada di dalam struktur pendidikan di Indonesia, mahasiswa juga memegang status pendidikan yang paling tinggi di antara yang lainnya.

Secara garis besar mahasiswa setidaknya memiliki peranan serta fungsi yang dinilai penting bagi mahasiswa maupun masyarakat umum:

  • Peran pertama ialah peranan moral. Dalam dunia kampus atau universitas, setiap mahasiswa dapat bebas untuk memilih kehidupan seperti apa yang mereka inginkan. Karena hal tersebutlah, mahasiswa kemudian dituntut untuk bertanggung jawab terhadap moral dari diri masing-masing sebagai seorang individu yang memiliki ilmu dan wawasan, agar mampu menjalankan kehidupan dengan bertanggung jawab serta sesuai dengan moral yang ada dan hidup di dalam masyarakat.

 

  • Peran kedua mahasiswa adalah peranan sosial. Selain bertanggung jawab atas dirinya sendiri, mahasiswa memiliki peran sosial, artinya bahwa kehadiran mahasiswa serta segala sesuatu yang diperbuat dapat membawa manfaat bagi lingkungan di sekitarnya, masyarakat sekitar dan tidak hanya membawa manfaat untuk dirinya sendiri saja.

 

  • Peran yang ketiga dan terakhir ialah peranan intelektual. Artinya mahasiswa adalah seseorang yang disebut sebagai insan yang intelek dan harus mampu mewujudkan status yang tersemat dalam diri mahasiswa di kehidupan nyata. Mahasiswa diharapkan dapat mampu menyadari fungsi yang sebenarnya dan dasar ketika menjadi seorang mahasiswa, yaitu mendalami ilmu pengetahuan serta memberikan pengetahuan yang ia miliki untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan intelektualitas atau kecerdasan yang ia peroleh selama mengenyam pendidikan di universitas.

 

Selain tiga peranan mahasiswa, mahasiswa juga memiliki fungsi-fungsi yang telah dikelompokan menjadi berikut ini:

  1. Social Control

Fungsi pertama seorang mahasiswa adalah sebagai social control. Mahasiswa dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, kemampuan intelektual, kepekaan sosial serta sikap kritis yang dimiliki, diharapkan dapat mampu menjadi sosok pengontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat memberikan kritik maupun saran serta solusi bagi permasalahan yang hadir di lingkungan masyarakat. Fungsi pertama mahasiswa sebagai social control, akan terlihat ketika ada hal yang dirasa tidak benar dalam masyarakat.Sehingga mahasiswa dianggap dan diharapkan mampu untuk mengubah keganjilan tersebut.

 

Lalu, mahasiswa yang tidak aktif atau acuh terhadap permasalahan yang hadir di lingkungan sekitarnya, maka akan dianggap bahwa tidak ada harapan bagi sebuah bangsa, karena mahasiswa sebagai iron stock justru enggan berperan sebagai social control.

 

  1. Agent of Change

Mahasiswa memiliki fungsi dan peran sebagai agen perubahan. Artinya bahwa mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penggagas dari perubahan. Akan tetapi ia juga memiliki peran sebagai objek atau pelaku dari perubahan yang ia gagas tersebut.

 

Sikap kritis serta positif, pada dasarnya harus dimiliki oleh seorang mahasiswa sebagai agent of change. Kedua sikap tersebut, diharapkan mampu membuat perubahan yang baik ketika terjadi kejanggalan dalam lingkungan sosial. Sehingga masyarakat pun akan menjadi lebih waspada, cerdas dan tidak mudah dibodohi, ketika ada hal janggal terjadi.

 

Mahasiswa dianggap sebagai sekelompok individu yang harus berada di barisan paling depan, ketika akan menggerakan sebuah perubahan positif. Melalui kacamata atau pandangan mahasiswa yang masih netral, maka mahasiswa dianggap mampu melihat kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh negaranya.

 

  1. Iron Stock

Mahasiswa memiliki peran sebagai generasi penerus bangsa serta diharapkan untuk memiliki kemampuan, akhlak yang mulia serta keterampilan untuk mampu menjadi calon pemimpin di masa depan demi bangsa.

 

Mahasiswa dianggap sebagai aset, cadangan sekaligus harapan untuk bangsa di masa depan.Tidak dapat dipungkiri, bahwa banyak organisasi yang akan memiliki sifat mengalir, dan ditandai oleh pergantian kekuasan dari golongan tua pada golongan muda. Oleh sebab itu, kaderisasi pun akan dilakukan secara berulang, terus menerus.

 

  1. Moral Force

Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak baik, sebab mahasiswa memiliki peran serta fungsi sebagai moral of force atau suri tauladan bagi masyarakat. Segala perilaku maupun keputusan yang dibuat oleh mahasiswa, maka akan diamati serta dinilai oleh masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan pintar-pintar dalam memilih di mana ia akan menempatkan dirinya dalam masyarakat, serta kemampuannya untuk mampu hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya.

 

Selain itu, di era globalisasi saat ini, di mana semakin mudah budaya luar untuk masuk ke Indonesia, mahasiswa memiliki peran untuk menjaga nilai-nilai buday yang asli milik Indonesia. Sehingga, budaya Indonesia pun tidak akan hilang terkikis oleh budaya baru milik luar. Mahasiswa diharapkan mampu untuk mencerminkan nilai serta karakter terbaik, sesuai dengan tingkatan intelektual yang ia miliki dan telah diperoleh di perguruan tinggi.

 

  1. Guardian of Value

Fungsi mahasiswa yang kelima ialah sebagai guardian of value atau penjaga nilai. Seperti halnya moral of force, saat ini banyak budaya asing yang mulai masuk ke Indonesia. Sehingga, dikhawatirkan bahwa budaya-budaya asli milik Indonesia akan terkikis dan hilang.

 

Oleh karena itu, mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai yang luhur serta mulia milik Indonesia yang harus dilindungi. Mahasiswa sebagai penjaga nilai, diharapkan akan berada dalam garda paling depan untuk menjaga nilai-nilai baik tersebut. Contohnya seperti gotong royong, keadilan, empati serta kejujuran. Sebagai guardian of value, mahasiswa harus sadar, bahwa tidak akan ada bangsa yang sejahtera apabila nilai luhur tidak ditegakan oleh golongan muda maupun golongan tua.

 

Banyak kegiatan yang bisa mahasiswa lakukan demi mewujudkan peran dan fungsinya , utamanya aktivitas terkait isu lingkungan. Pada dasarnya, isu lingkungan ini tidak akan pernah terselesaikan apabila kurangnya tingkat partisipasi masyarakat. Maka dari itu, seringkali mahasiswa yang termasuk generasi muda berperan sebagai panutan masyarakat umum dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Namun, yang menjadi puncak permasalahan ketika mahasiswa kurang peka akan isu lingkungan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui penggunaan bahan-bahan plastik yang sulit terurai serta kurangnya minat akan menggunakan produk ramah lingkungan. Adapula permasalahan berupa keterbatasan pengetahuan mahasiswa dalam mengelompokkan serta mengelola limbah sampah. Kemudian terdapat juga bukti nyata berupa sampah berserakan di kawasan tongkrongan sekitar kampus. Beberapa contoh tersebut memunculkan opini bahwa mahasiswa kurang memiliki rasa aware terhadap lingkungan dan merusak sebutan agent of change.

Dalam rangka meningkatkan peran mahasiswa dalam membawa perubahan lingkungan utamanya mengajak masyarakat umum, maka membutuhkan kecerdasan mahasiswa melalui pemanfaatan sosial media. Tentunya, sosial media juga sudah populer di kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa bahkan lanjut usia.

Dari adanya teknologi canggih ini diharapkan mahasiswa yang dianggap melek teknologi bisa menggunakan secara bijak untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar, khususnya sampah. Solusi yang ditawarkan berupa membuat konten edukatif yang secara tidak langsung memunculkan daya tarik tersendiri jika mahasiswa tidak memiliki waktu luang untuk mensosialisasikan secara lansung kepada masyarakat.Tentunya solusi tersebut akan mendapatkan manfaat dari masyarakat dan mahasiswa itu sendiri, karena mahasiswa bisa meningkatkan softskill. Meskipun aksi tersebut dapat dikatakan sederhana, tetapi bisa membawa perubahan untuk dunia yang lebih baik.

Harapan penulis kepada Mahasiswa supaya lebih peka akan lingkungan juga masyarakat sekitar dikarenakan banyaknya sekarang mahasiswa yang hanya mementingkan diri sendiri atau yang menutup diri dan sebagai terpelajar mahasiswa juga mampu menciptakan ide-ide dalam bentuk kecil hingga besar yang mampu menjawab persoalan lingkungan hidup.

Dan juga Mahasiswa saat ini harus memahami makna kata-kata yang ditekankan oleh Tan Malaka sebagai tokoh pemikir Indonesia “Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.” Dengan memahami kalimat tersebut mungkin mahasiswa dapat melakukan fungsi dan peran sebagai masyarakat terpelajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!