Benanusa.com, Kalimantan Barat – Petani kelapa sawit di kecamatan Manis Mata, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat mendapat kunjungan dari Inisiatif Dagang Hijau (IDH). Di tengah harga TBS yang bergejolak, para petani diminta tetap konsisten menjalankan standar pertanian kelapa sawit berkelanjutan.
Dengan begitu, diharapkan pula perdagangan dalam idustri kelapa sawit pun mendapat respons positif dari pasar dunia. Khususnya pasarEropa yang mendukung sistem pertanian berkelanjutan.
Perkumpulan Petani Mitra Harapan (PPMH) menerima kunjungan Ms. Tran Quynh Chi (Regional Director Asia Landscape) dari Vietnam, Aris Wanjaya (Senior Program Manager) dan Arang Lorens (West Kalimantan Landscape Manager), Yunita Widiastuti (Sustainability Lead CTP) bersama tim Yayasan Fortasbi Indonesia.
“Kunjungan dilakukan untuk diskusi dengan pekebun swadaya dan melihat kondisi lahan swadaya yang berkomitmen mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO,” ujar Tri Aryanto, salah satu staf Fortasbi.
Kepada benanusa.com pada Kamis (21/7), Tri Aryanto mengatakan bahwa banyak petani merasa terbeban dengan kondisi saat ini.
“Kondisi lapangan saat ini, harga TBS swadaya terjun bebas. Pekebun mengaku berat jika kondisi seperti ini berlangsung lama. Karena, harga TBS turun tapi pupuk tetap mahal dan sulit didapat alias langka. Harapan pekebun dengan ikut ISPO dan RSPO banyak dukungan dari berbagai pihak agar kesejahteraan dapat ditingkatkan,” ujar Tri Aryanto.