Benanusa.com, Jambi – Dari Januari hingga 7 April 2023 terhitung telah terdeteksi 240 titik panas di wilayah Provinsi Jambi. Data ini disampaikan Gubernur Jambi Al Haris saat memimpin apel siaga darurat penanganan bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, Senin (8/5/2023) di lapangan Korem 042/Garuda Putih yang turut dihadiri forkopimda Provinsi Jambi, Kapolda Jambi, Danrem 042/Garuda Putih dan para tamu undangan lainnya.
Titik panas atau hotspot di Jambi itu terpantau berdasarkan sensor modis (Satelit Terra-Aqua) SNPP dan NOAA dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Thaha Jambi.
Dari titik panas itu yang menjadi titik api dan lahan yang terdampak tercatat dari Januari – Maret berdasarkan data KLHK RI seluas 14.11 hektare.
Menurut Al Haris, data tersebut mencerminkan bahwa masih adanya ancaman karhutla di wilayah ini.
Terlebih lagi akhir-akhir ini suhu di Asia makin panas ditambah semakin sulitnya sumber air untuk kebutuhan pemadaman api jika terjadi karhutla.
Mengenai hal itu Provinsi Jambi sudah ditetapkan status siaga darurat karhutla pada 13 Maret hingga 30 November 2023.
“Saya meminta seluruh bupati dan walikota se-Jambi diharapkan dapat menggerakkan seluruh sumber daya dan kemampuan dalam pencegahan dan penanganan karhutla di Jambi. Saya berharap dan minta Satgas Karhutla dapat bekerja maksimal, efektif, efesien fokus pada upaya pencegahan karhutla, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara persuasif dengan melibatkan semua pihak dari level atas hingga level bawah,” katanya.
Pada saat pemadaman Satgas harus cepat dan tanggap terhadap titik api sekecil apapun sehingga tidak terjadi karhutla yang tidak terkendali.
“Prioritaskan upaya deteksi dini dan monitor titik rawan hotspot di lapangan sebagai tindakan pencegahan,” ucapnya.