Benanusa.com, Jambi – Komisi VII DPR RI, yang dipimpin oleh Wakil Ketua Eddy Soeparno, melakukan kunjungan kerja ke provinsi Jambi. Selama kunjungan tersebut, mereka membahas masalah transportasi batubara di Jambi dengan Gubernur Al Haris dan OPD terkait, serta perusahaan pertambangan dan konstruksi jalan. Diskusi berlangsung pada hari Kamis (05/05/2023) di auditorium kediaman resmi Gubernur.
Eddy Soeparno menyatakan bahwa transportasi batubara menyebabkan masalah di Jambi, karena merusak jalan nasional dan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang mengganggu arus lalu lintas. Oleh karena itu, komisi mencari solusi untuk mempercepat pembangunan jalan untuk mengurangi beban pada jalan nasional, dan mencari cara untuk membatasi penggunaan jalan tersebut agar ekonomi lokal, yang sangat bergantung pada sektor pertambangan, tetap dapat beroperasi dan ekonomi regional dapat di-stimulasi.
Dari diskusi tersebut, Eddy Soeparno mengatakan bahwa komisi menerima banyak masukan dan merasa bahwa Gubernur Al Haris dan pemerintah provinsi telah melakukan yang terbaik untuk mengatasi masalah transportasi batubara. Dia juga mengimbau perusahaan pertambangan untuk memenuhi kewajiban mereka, termasuk yang berkomitmen untuk membangun jalan khusus transportasi batubara.
Eddy Soeparno juga menjelaskan bahwa dari diskusi tersebut, terdapat kesepakatan bahwa komisi mendukung upaya gubernur untuk menyelesaikan masalah terkait penggunaan jalan nasional di Jambi, dan mereka berencana untuk bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mencari solusi. Dia menekankan bahwa meskipun undang-undang mengizinkan perusahaan pertambangan untuk menggunakan jalan nasional jika jalan transportasi khusus belum dibangun, namun perlu diberlakukan pembatasan karena tingginya lalu lintas dan kerusakan yang disebabkan oleh transportasi batubara.
Sementara itu, Gubernur Al Haris menyatakan penghargaannya atas dukungan dari Komisi VII DPR RI dalam mengatur dan memastikan bahwa perusahaan pertambangan mematuhi kebijakan yang berlaku. Dia menyebutkan bahwa di masa lalu, mereka telah mencoba mengelola transportasi batubara dengan membatasi jumlah kendaraan dan memastikan keselamatan dan kualitas jalan. Dia yakin bahwa jika semua orang bekerja sama, mereka dapat menemukan solusi yang dapat bekerja untuk semua pihak.