Oleh: Tengku Gilang Pramanda*
Kapitalistik identik kepada Dominasi kekuatan Baik Ekonomi, Industri, investasi, Pemerintahan dengan tujuan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya yang bersifat individual maupun kelompok, tentu peristiwa semacam ini tidak sesuai pada kebiasaan dan kebudayaan ciri dan sifat masyarakat provinsi jambi yang masih memegang teguh prinsip-prinsip religius dan budaya lokalnya.
Wajah Provinsi Jambi di era kepemimpinan Gubernur Al-Haris tanpa disadari mengalami pergeseran sosial dalam sudut pandang keadilan bagi masyarakat antar kelas dan lebih condong kepada kelompok kapitalis atau pemilik modal, namun tidak mempertimbangkan aspek sosial bagi masyarakat jambi kebanyakan, baik dalam kebijakan maupun tata kelola pemerintahanya.
Masyarakat jambi masih melekat pada memorinya bagaimana keberpihakan Gubernur jambi kepada para pengusaha Batubara yang hanya menguntungkan individu dan sekelompok orang saja namun mengorbankan Keamanan dan ketertiban masyarakat jambi secara luas. Keterlibatan Gubernur jambi aktivitas Aktifitas batubara mengakibatkan kerugian jangka panjang bagi provinsi jambi, baik secara Aspek Sosil,Materil bahkan sampai pada kematian anak manusia. Bahkan terbukti diduga pula adanya rekaman Gubernur jambi kepada salah seorang masyarakat untuk menizinkan jalanya mobilasi batubara bahkan sampai menyebutkan kawan aku orang mabes galo, Suara yang diduga gubernur itupun sampai sekarang blm ada kepastian dan proses tindak lanjutnya sampai saat ini.
Kapitalistik kepemimpinan Gubernur Jambi juga tampak pada Mega Proyek Mutiyers yang memakan APBD Provinsi Jambi Sebesar 1,5 trilius Rupiah, ditambah beberapa item pekerjaanya terjadi masalah dan konflik atas hak kepemilikan tanahnya. Seperti halnya Pembangunan Stadion Sepak bola pada lahan yang awalnya diperuntukan untuk pembangunan sarana pendidikan Universitas Batanghari Jambi yang kemudian terjadi Konflik antara pemerintah Provinsi Jambi dengan Pihak yayasan Pendidikan Jambi. Peristiwa tersebut tentu berdampak dunia pendidikan dan masyarakat karna keterbatasan gedung UNBARI yang telah begitu padat, disamping semakin banyaknya masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan strata 1 nya pada kampus tersebut. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau yang menghabiskan anggaran APBD kurang lebih 35 Miliyar Rupiah juga menjadi perhatian masyarakat karna diduga banyaknya ketidak sesuaian anggaran dengan fisik pembangunan yang dilakukan mengakibatkan Kerugian serta pemborosan anggaran APBD yang bersumber dari uang rakyat yang tidak krusial peruntukanya karna Ruang terbuka Hijau umumnya dilakukan pada wilayah yang hampir tidak memiliki tumbunan atau pepohonan sebagai pertukaran CO2 dan Oksigen bagi masyarakat, sementara jambi masih cukup ketersediaan dari pada tata ruangbyang sehat karna msih dikatakan memiliki tanaman dan pepohonan sebagai sumber oksigen O2. Tidak cukup sampai disana, pembangunan Proyek Islamic Center dengan Anggaran APBD 149 Miliyar oleh Gubernur Jambi juga mengalami ketidak sesuaian schedule atau keterlambatan dari waktu yang ditentukan bahkan diduga banyaknya adendum, artinya perencanaan sangat tidak sesuai dan penyelesaian Islamic Center akan ada tambahan sekitar 50-60 Miliyar sampai dengan bangunan selesai secara sempurna, Artinya akan menghabiskan Anggaran Sekitqr 210 Miliyar. Artinya dapat disimpulkan bahwa Penggunaan APBD Provinsi Jambi Secara Policy tidak memberikan Manfaat bagi masyarakat Provinsi jambi bahkan menimbilkan paersoalan dalam proses pembangunan tersebut.
Kapitalistik Kepemimpinan Gubernur Jambi juga terjadi Dominasi pada pengerjaan proyek dimasing-masing SKPD yang dilakukan pada orang-orang terdekat kelompok bahkan dugaan ada keterlibatan keluarga didalamnya. Ini menunjukan Tidak sehatnya perjalanan Pemeruntahan Provinsi Jambi Oleh Gubernur Al – Haris yang pada akhirnya berdampak pada kesenjangan sosial bagi banyak masyarakat dan Dominasi Kapitalisasi Kepemerintahan Dijadikan Wadah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya Bahkan Menguat ada Dugaan Gubernur Jambi terlibat dalam pusaran bisnis batu bara di Jambi.
*Penulis merupakan tokoh pemuda Jambi.